Tampilkan postingan dengan label prinsip. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label prinsip. Tampilkan semua postingan

Minggu, 18 Agustus 2013

Resolusi 18 Agust 2013 - 18 Agust 2014

07.23
Hey Blog!

Hmm, kenapa aku membuat suatu resolusi secara tiba-tiba? Kenapa bukan aku membuat saat tahun baru dimana banyak orang suka mengikrarkannya?
Ya bisa dikatakan suatu hal bisa saja terjadi begitu saja dan menurut saya itu 'amazing' buatku.
Aku juga sering bila saat aku sedang menulis ataupun sedang melukis dan mendesain, ide-ide ku hadir di saat yang tak terduga juga. Maka dari itu, aku ingin membuat resolusi ini yang mana sudah aku buat bersamaan dengan adikku, si Hanun yang sedang belajar malam ini. This is it...

Resolusi 18 Agust 2013 - 18 Agust 2014:
(Ini bukan suatu janji,bukan pula suatu ketentuan, tapi suatu pencapaian dan target untukku ke depannya)
Mulai tanggal ini, aku masuk semester 5, aku mulai akan memasuki blok-blok besar seperti blok Neuro,Repro, Digest, dll. Aku semester sebelumnya ada nilai yang masih minim pula. Targetku 1 tahun ini...
Aku akan Fokus dgn Kuliahku, Tiap hari aku akan berusaha selalu membaca / mereview slide-slide kuliahku, mengerjakan tugas tepat waktu, membaca 1 hari 1 jurnal, membaca Al Qur'an rutin tiap maghrib isya dan subuh, Rutin puasa sunah dan shalat malam, tidak pacaran, pensiun dini dari organisasi, menyicil bahan dan judul KTI, sering sempatkan waktu untuk lebih dekat dan konsul dgn dr.PA, sering mengunjungi perpus, memakai voucher buku yang pas sesuai kebutuhanku, jangan lupa sempetin prospek dimana-mana, hentikan games,nonton film dan enak-enakan..Mungkin masih banyak hal yang aku buatkan targetku ini..tapi manusia tempat lupa juga, nanti kalau ingat akan aku buatkan lagi, sementara itu!
Nanti, Bertepatan tgl 27 Juni 2014 aku sudah membuat kesepakatan dengan Adik, bahwa dia akan mengutarakan Jawabannya atas Pertanyaanku, jangan lupa diingatkan dan beri adik Kado!
Minimal umur 22 tahun pas aku udah aktif Koas, aku siap untuk nantinya bila ada seseorang ikhwan diluar sana utk meminangku, bila Alloh meridhoi, aku ingin ikhwan itu juga 1 bidang denganku.(Semoga Alloh meridhoi)

Aku Gak Malu bahwa Aku belum punya pasangan dan tambatan hati, tapi sebagai Semangat ku untuk lebih Memperbaiki dan Memantaskan diri untuk Jodoh yang sudah disiapkan oleh Alloh SWT. ^_^

“Bersabarlah untuk menunggu ketetapan Tuhanmu”…

Keep Istiqomah dan Semangat!! Man Jadda Wa Jada!! 




Jumat, 21 Oktober 2011

SURAT UNTUK DOKTER DAN MAHASISWA KEDOKTERAN

03.58
Rekan sejawat yang terhormat,
Jika Anda ingin menjadi dokter untuk bisa kaya raya, maka segeralah kemasi barang-barang Anda.
Mungkin fakultas lain lebih tepat untuk mendidik anda menjadi businessman bergelimang rupiah
Daripada Anda harus mengorbankan pasien dan keluarga Anda sendiri demi mengejar kekayaan.
Jika Anda ingin menjadi dokter untuk mendapatkan kedudukan sosial tinggi di masyarakat, dipuja dan didewakan, maka silahkan kembali ke Mesir ribuan tahun yang lalu dan jadilah fir’aun di sana. Daripada Anda di sini harus menjadi arogan dan merendahkan orang lain di sekitar Anda hanya agar Anda terkesan paling berharga.
Jika Anda ingin menjadi dokter untuk memudahkan mencari jodoh atau menarik perhatian calon mertua, mungkin lebih baik Anda mencari agency selebritis yang akan mengorbitkan Anda sehingga menjadi artis pujaan para wanita. Daripada Anda bersembunyi di balik topeng klimis dan jas putih necis, sementara Anda alpa dari makna dokter yang sesungguhnya.
Dokter tidak diciptakan untuk itu, kawan.
Memilih menjadi dokter bukan sekadar agar bisa bergaya dengan BMW keluaran terbaru, bukan sekadar bisa terihat tampan dengan jas putih kebanggaan, bukan sekadar agar para tetangga terbungkuk-bungkuk hormat melihat kita lewat.
Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengabdian. Mengabdi pada masyarakat yang masih akrab dengan busung lapar dan gizi buruk. Mengabdi pada masyarakat yang masih sering mengunjungi dukun ketika anaknya demam tinggi.
Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan empati, ketika dengan lembut kita merangkul dan menguatkan seorang bapak tua yang baru saja kehilangan anaknya karena malaria.
Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kemanusiaan, ketika kita tergerak mengabdikan diri dalam tim medis penanggulangan bencana dengan bayaran cuma-cuma.
Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kepedulian, saat kita terpaku dalam sujud-sujud panjang, mendoakan kesembuhan dan kebahagiaan pasien-pasien kita.
Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan berbagi, ketika seorang tukang becak menangis di depan kita karena tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit anaknya yang terkena demam berdarah. Lalu dengan senyum terindah yang pernah disaksikan dunia, kita menepuk bahunya dan berkata, “jangan menangis lagi, pak, mudah2an saya bantu pembayarannya.”
Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan kasih sayang, ketika dengan sepenuh cinta kita mengusap lembut rambut seorang anak dengan leukemia dan berbisik lembut di telinganya,”dik, mau diceritain dongeng nggak sama oom dokter?”
Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan ketegasan, ketika sebuah perusahaan farmasi menjanjikan komisi besar untuk target penjualan obat-obatnya, lalu dengan tetap tersenyum kita mantap berkata, “maaf, saya tidak mungkin mengkhianati pasien dan hati nurani saya”
Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengorbanan, saat tengah malam tetangga dari kampung sebelah dengan panik mengetuk pintu rumah kita karena anaknya demam dan kejang-kejang. Lalu dengan ikhlas kita beranjak meninggalkan hangatnya peraduan menembus pekat dan dinginnya malam.
Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan terjal lagi mendaki untuk meraih cita-cita kita. Bukan, bukan kekayaan atau penghormatan manusia yang kita cari. Tapi berkat Tuhan lah yang senantiasa kita perjuangkan.
Yah, memilih menjadi dokter adalah memilih jalan menuju surga, tempat di mana dokter sudah tidak lagi perlu ada…


sumber : Surat Untuk Dokter dan Mahasiswa Kedokteran