Kamis, 30 Juni 2016

Love Story between "Sejawat Kesehatan"





Assalamu'alaykum, Wr, Wb..
Cinta merupakan fitroh yang diturunkan Allah SWT pada hambaNya. Cinta itu datang darimana saja karena skenarion Allah SWT sungguh indah. Cinta bisa datang dalam 1 lingkungan yang sama. Terlebih sering ditemui pada dunia praktisi kesehatan.
Sudah hal biasa ketemu hajatan undangan yang tertulis "Walimatul 'ursy dr.X &dr.Y" Saya juga pun mulai mendapatkan undangan seperti itu, entah dari kakak tingkat saya atau dari teman saya seangkatan. Tapi juga ada undangan pernikahan yang dari pasangan dokter dengan praktisi kesehatan lainnya seperti apoteker, bidan, dll.
Kita tidak tahu bakal diujungkan dengan siapa imam kita nantinya. Ada beberapa orang tua dari kalangan anaknya yang mengambil profesi dokter agar mantunya juga sama-sama dokter. Saya sebenarnya kurang menyetujui hal itu. Tapi setelah saya putar balikkan dengan keadaan lingkungan yang ada, jadi dokter sekarang susah. Ya susah pake banget. Udah sekolah S1 nya 4 tahun, profesi dokter muda 2 tahun, nunggu waktu ujian akhir UKMPPD, yang gak mesti luluus one shoot, terus nunggu dapat wahana internship yang sesuai dengan keinginan dan harapan masing-masing lulusan dokter ini, ada yang nunggu 1/2 tahun sampe bertahun-tahun (kalau lagi gak bejo), terus internship magang di RS dan puskesmas selama 1 tahun. Belum lagi ada wacana, dokter umum diminta ambil pendidikan S2 tentang kedokteran Keluarga. Terus Kapan nikah???
Mungkin di posisi tengah-tengah, sudah di kepaniteraan kllinik, masih jomblo, orang tua mulai was-was karena anaknya masih sendiri. Sedangkan orang tua harus mencoba menenangkan anaknya, anaknya bisa jadi karena kelamaan sendiri dan saking enjoynya anaknya gak peduliin dirinya sendiri, anaknya pengen lanjut sekolah lagi, dan lupa masalah pernikahan yang mana sebagai ibadah dan sunah Rasulullah SAW. Ada suatu beberapa kasus di lapangan, pernah anaknya kenal dengan profesi yang bukan dokter, tapi tenaga kesehatan lainnya, orang tuanya langsung melarangnya dan menjauh berteman dgn orang2 itu. Penah anaknya kenal dengan orang yang profesi bukan kesehatan, sama juga halnya dengan itu.
Sebenarnya anaknya juga gak cupu2 bgt. dia juga kenal dengan temen2 sejawat profesinya, dan sebenarnya dia sudah memendam perasaan lama dgn orang yang juga sama profesinya dokter. Entah kenapa, mungkin karena orang itu memiliki teman2 yang bukan dari dokter, tapi profesi tenaga kesehatan lainnya, anak iitu mengira laki-laki itu sudah menyukai temannya yang notabene bukan dokter.
Disitulah anak itu mindset, kenapa harus jadi dokter, jika orang tua pengen punya mantu dokter???

Banyak juga yang suami istri sama2 dokter, internship 1 wahana bersama. So sweet keliatannya. tapi ya juga tak bisa dipungkiri, sama2 dokter, ambil PPDS, eh bini nya maen di belakang istrinya yang beda kampus. Kadang ada koas dideketin resident, dan ujung2nya mas resident pergi kemana...

Yah ada hiruk pikuk, bahwa tidak semua cinta mulus. Tergantung pribadi masing2 kuat imannya tidak, dan ada niatan ibadah, membangun keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah.


Mungkin itu sedikit kegalauan yang mendera bagi sebagian profesi dokter wanita.

Tapi kita tidak bisaa memungkiri, bawah bila jodohgak akan kemana.

Keep believe it!


2 komentar: