Entah kapan perasaan itu muncul..
Kata orang,jika cemburu itu tandanya cinta..
Saat awal-awal pernikahan,suami langsung mengajakku untuk merantau di pulau Kalimantan..
Menemaninya bertugas sebagai dokter PTT,meski hanya sebentar..
Mungkin awal-awal itu pula,proses perkenalan pun dijalani..
Karena sebelum menikah pun,kami tidak saling mengenal satu sama lain..
Terkadang ada rasa tidak suka saat dia bersosialisasi dengan teman-teman sesama tenaga kesehatan yg lain..
Dia sosok dokter yg baik hati..
Di saat teman-teman yang lain meminta tolong,pasti dia kerjakan..
Pernah,saat shalat ied,kebetulan aku masih halangan sehingga aku tak bisa ikut ke masjid..
Saat dia pulang,aku iseng-iseng buka layar hapenya,dan ada foto-foto dia bersama nakes perempuan2..
Sejurus kemudian aku minta klarifikasi,tapi mungkin krn timing yang tidak tepat,dia kesal padaku..
Aku tau,mungkin teman-teman nya mengajak untuk berswafoto,agar semakin mengakrabkan diri dengannya. Karena memang sebelumnya mereka pernah membuat kesal dia krn salah saat konsul pasien.
Kini...
Setelah 1 tahun pernikahan...
Aku sudah melupakan perasaan posesif ku ini..
Pernah di suatu hajatan,ada temennya kuliah perempuan yang to the point bilang padaku,bahwa dia fans terdepan doi.
Aku hanya bisa tertawa kecil dan tak aku bikin urusan.
Hajatan lain pun pernah,aku bertemu dengan perawat-perawat perempuan di klinik tempat doi bekerja. Dia terang-terangan bilang padaku bahwa ada perawat yang cantik dan dia menyukai nya. Entah mungkin doi hanya bercanda padaku. Ku pun juga hanya tersenyum sambol tertawa kecil. Lagi-lagi aku tidak membuat hal itu sebegai masalah.
Di lain pihak,ada dokter baru di klinik suamiku bekerja. Karena di klinik itu sedang "krisis" dokter,maka mencari dokter baru yang berbeda alumni almamater nya.
Memang dokter baru itu,berasal dari almamater yg terkenal dengan no.1 di Jogja. Apalah aku yang hanya lulusan almamater sekolah swasta di solo yang kurang begitu terkenal. Di situlah,aku mulai merasa rendah diri.
Suatu hari,aku masih suka iseng membuka chatting grup tempat diskusi bersama temen sejawat doi.
Lalu ada yang bergumam, kalau dokter baru itu menanyakan status pernikahan suamiku.
Kenapa? Kenapa dokter baru itu harus menanyakan hal seperti itu pada teman sejawat yang lain.
Sejurus, hal itu membuatku pikiranku bercampur aduk. Lantas,aku cari social medianya dan melihat wajah dokter baru itu. Semakin aku mencari-cari,semakin hatiku berkecamuk.
Setelah beberapa hari dimana chatting grup itu, aku iseng lagi melihat isi grup itu. Dan benar,sudah tidak ada sisa isi chatting grup yang membuat hatiku berkecamuk.
Ya Allah,apakah ini yang namanya cemburu?
Aku tak berani untuk mengklarifikasi langsung pada suamiku.
Aku hanya bisa menyimpan perasaan ini saja, agar tidak ada masalah antara kami berdua.
Lagipula aku sedang hamil tua. Aku tidak ingin membuat hatiku stress.
Aku tau,suamiku sedang disibukkan dengan jadwal jaga yang padat. Dan banyak beberapa shift jaga yang bersamaan dengan dokter baru itu.
Aku hanya bisa berpasrah,berdoa dan berhusnudon pada Allah SWT.
Ya Allah,ampuni segala dosa-dosa dan kekuranganku dalam melayani suamiku.
Semoga setelah ini,aku bisa terus memperbaiki diri dan bisa melayani suami dengan baik serta membahagiakan hati suami setiap harinya.
Jagalah dia saat mencari nafkah. Semoga dia bisa terus menjaga hatinya dan membimbing keluarga kami hingga membawa kami sekeluarga ke JannahMu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar