Sabtu, 28 Mei 2016

Makna dari suatu hal "melepaskan" (true story from stase Anak)

Assalamu'alaykum, Wr, Wb

Lepas...

1 kata tetapi berjuta makna dan rasa...

Melepaskan, cara merelakan suatu hal yang membuat kita selalu mengingat hal itu, yang lebih lama terekam dari memori otak kita.



Melepaskan kadang mudah, kadang lebih sering susah...

Hal ini ku rasakan saat melepaskan salah satu pasien bayi yang ku pegang selama kurang lebih 3 minggu ini di bangsal perinatologi, SMF Ilmu kesehatan anak. Bayi "R" ini merupakan bayi laki-laki yang partus (lahir) di luar RSUD tempatku koas. Datang-datang aku mendapatkan bayi tersebut dalam keadaan menangis begitu kencang dengan keadaan perutnya yang buncit, seluruh tubuhnya oedema (bengkak) dan juga berparas putih tapi pucat. Bayi itu sudah puput (lepas) dari tali pusatnya. Lalu sesampainya di bangsal, langsung ku periksa dan langsung dikonsulkan oleh dokter spesialis juga konsulen kami. Beliau memberikan advice untuk memberikan infus pada bayi itu. Berminggu-minggu bayi itu dirawat di bangsal perinatologi. Karena abdomen (perut) bayi R itu besar, maka dilakukan pemeriksaan radiologi abdomen, maka diharuskan terapio selanjutnya untuk puasa. Alhamdulillah, perutnya yang awalnya buncit bisa semakin kecil lingkar perutnya ini. Tiap minggu kami dibagi 2 kelompok dalam kelompok besar koas, dan bergantian bangsal. Saat aku balik ke bangsal peri, ku lihat pembagian pasien, dan dapatkan bayi "R". Bayi itu ,menatapku dengan matanya yang bulat dan tampan. MaysaAlloh, perkembangannya semakin bagus. Dia sudah mulai bisa meminum susu, meski baru minum susu formula, karena hanya ditungguin ayahnya selama 3 minggu dia dirawat. (Mohon maaf) keluarganya dari yang tidak mampu. Disini ibunya yang bekerja, jadi ayahnya yang selalu menamani anaknya. Saat sudah semakin membaik, dokter spesialisku meminta untuk diberikan minum ASI. Selama 3 minggu aku merawat bayi itu, baru 1 kali aku lihat ibunya datang. Sempat bayi R alergi dengan susu sapi, lalu diganti dengan susu soya. Karena semakin membaik, konsulenku memberikan edukasi kepada keluarga pasien bahwa bayi R semakin membaik, sudah banyak minum susu, banyak BAB dan konsistensi dan warnanya juga sudah normal maka rencana besoknya Insya Alloh bisa pulang. Subhanallah, Alloh Yang Maha Bijaksana kepada hambaNya, pagi2 pukul 04.30, saat aku memeriksa tanda tanda vital dan follow up bayi R, dia menjadi demam tiba-tiba. Lalu saat visit dokter ku jam 5, dokter langsung memberikan advice untuk tidak jadi emulangkan pasien dan memberikan edukasi kepada ayah bayi R. Besoknya, saat aku follow up lagi, alhamdulillah demamnya sudah turun, tetapi karena dokter yang visite berbeda karena dokter yang merawat sedang berhalangan hadir, maka dokter 2 meminta untuk lusa memulangkannya. DOkter yang merawat juga meminta lusa untuk memulangkan saat beliau sudah bisa hadir visite. Namun, siangnya tiba-tiba ayahnya bayi R meminta untuk ingin pulang  paksa. Astaghfirullah, aku langsung sedih dan prihatin melihatnya. Karena bayi R masih belum stabil meski perkembanggany sudah banyak. Saat bayi R digedhong, diberikan bajunya, ku tatap dirinya lekat-lekat, sungguh tak tega melepaskan bayi R. Tapi apa daya, jika Alloh meminta maka terjadilah. Bayi R lalu digendong ayahnya, ku antar bayi R sampai depan pintu, dan melihat saat digendong ayahnya yang masih belum begitu kuat dan lentur menggendongnya. Entah bagaimana nanti di jalan. Semoga Alloh selalu melindungi Bayi R sampai Alloh mengizinkan dia tumbuh besar dengan sehat. Amin Ya Rabbal 'alamin.

Begitulah..sedikit melepaskan yang begitu susah sebenarnya. Tapi insya ALLoh dengan tulus ikhlas, melepaskan akan menjadi indah, dan kita akan bisa mengambil hikmah dari segala kejadian.

Wassalamu'alaykum, Wr, Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar