Rabu, 08 Juni 2016

STOP BULLYING

BULLY


Suatu kata yang tak asing dimana disama artikan dengan 'penindasan'. Mungkin di jaman sekarang di era abad 21, bukan lebih bully fisik, tapi bully komentar, ejekan maupun cemoohan. Target orang yang gampang kena bully itu yang tidak mempunyai genk, tidak mempunyai pacar, tidak punya teman main. Orang-orang yang terlibat menjadi korban bully identik dengan orang yang pendiam, gak banyak omong, sekalinya ngomong dia gampang tersulut emosi. Mungkin banyaknya penekanan dari banyak pihak hingga dia harus menahan amarahnya di dalam dirinya sendiri.
Jaman sekarang banyak sekali kasus depresi yang diakibatkan oleh korban bully ini. Dari data Nasional Mental Health and Education Center 2014 di Amerika diperolah data bahwa bullying merupakan bentuk kekerasan yang umumnya terjadi di dalam lingkungan sosial dimana 15% dan 30% siswa adalah pelaku bullying dan korban bullying. Pernah juga terdapat penelitian di Universita A, bahwa dampak bullying bagi korbannya mengakibatkan korbannya menjadi putus asa, menyendiri, tidak mau bergaul, tidak bersemangat, bahkan berhalusinasi. Berbeda halnya dengan pelaku, mereka memiliki suatu kewibawaan dan kepuasan dalam melakukan tindakan bully.

Selain dampak-dampak bullying yang telah dipaparkan di atas, penelitian- penelitian yang dilakukan baik di dalam maupun luar negeri menunjukkan bahwa bullying mengakibatkan dampak-dampak negatif sebagai berikut:

  1. Gangguan psikologis, misalnya rasa cemas berlebihan, kesepian (Rigby K. 2003).
  2. Konsep diri sosial korban bullying menjadi lebih negatif karena korbam merasa tidak diterima oleh teman-temannya, selain itu dirinya juga mempunyai pengalaman gagal yang terus-menerus dalam membina pertemanan, yaitu di bully oleh teman dekatnya sendiri (Ratna Djuwita, dkk , 2005).
  3. Korban bullying merasakan stress, depresi, benci terhadap pelaku, dendam, ingin keluar sekolah, merana, malu, tertekan, terancam, bahkan ada yang menyilet-nyilet tangannya (Ratna Djuwita, dkk , 2005).
  4. Membenci lingkungan sosialnya, enggan ke sekolah (Forero et all.1999).
  5. Keinginan untuk bunuh diri (Kaltiala-Heino, 1999).
  6. Kesulitan konsentrasi; rasa takut berkepanjangan dan depresi (Bond, 2001).
  7. Cenderung kurang empatik dan mengarah ke psikotis (Banks R., 1993).
  8. Pelaku bullying yang kronis akan membawa perilaku itu sampai dewasa, akan berpengaruh negatif pada kemampuan mereka untuk membangun dan memelihara hubungan baik dengan orang lain.
  9. Korban akan merasa rendah diri, tidak berharga (Rigby, K, 1999).
  10. Gangguan pada kesehatan fisik: sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk- batuk, gatal-gatal, sakit dada, bibir pecah-pecah (Rigby, K, 2003).
Bullying tidak hanya pada sekolah, tapi juga pada orang yang sudah lulusan kuliah. Dimana seharusnya dibutuhkan kerjasama tim kerja, tetapi karena bullying tidak mewujudkan suatu keseimbangan. Jadi stop bullying muulai dari sekarang, jalin silahturahmi antar sesama!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar