Megahnya Masjid Kalitan,Solo |
Masjid merupakan tempat beribadah bagi umat islam. Di Masjid, para muslim beribadah untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, Allah SWT. Ketenangan pun datang saat mulai menginjakkan kaki di Rumah Allah ini. Beberapa tempat yang pernah saya kunjungi yang membuat hati saya tenang dan selalu ada rasa ingin kembali untuk berpijak kesana serta membuat saya begitu kagum yang luar biasa, dan semoga ada waktu dan kesempatan untuk mengunjungi Rumah Allah di Mekah dan Madinah...^_^
1. Masjid Kampus UMY
Saya pertama kali kesini saat pendaftaran masuk perguruan tinggi sekitar tahun 2011. Sesampainya di UMY, yang membuat saya jatuh cinta pertama kali adalah kemegahan Masjid A.Dahlan ini. Bangunan masjid yang menjulang tinggi ini, membuat saya terkagum-kagum. Saat itu, saya ditemani bapak mengikuti ujian CBT dan PBT, di tengah-tengah ujian, saya sempatkan shalat sunah dan wajib disana bersama bapak. Meski bukan kampus tempat saya kuliah, saya selalu rindu untuk kesana. Alhamdulillah, tahun 2012 saya diberikan kesempatan kesana saat LKMM Wil 3 ISMKI.
Masjid KHA Dahlan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terletak di kampus terpadu UMY, di lingkar Ring Road Barat Yogyakarta. Masjid ini berada di tengah kompleks kampus yang luasnya sekitar 25 hektar. Semula masjid ini bernama Al ‘Itqon, tetapi kemudian diganti menjadi Masjid KHA Dahlan, mengambil nama pendiri Muhammadiyah yang lahir di Yogyakarta. Arsitektur Masjid KHA Dahlan dirancang dengan gaya modern yang unik. Masjid ini tidak memiliki kubah dome, dan menaranya berupa konstruksi baja yang memberi kesan futuristik. Sebagaimana masjid di tempat lain, ornamen dan relief mengambil motif geometris. Ruangan utama untuk sholat terdapat di lantai dua, sementara lantai dasar berupa auditorium untuk melaksanakan upacara wisuda dan berbagai acara publik akademik.(Sumber: http://adymaz.blogspot.co.id/2012/10/masjid-kyai-haji-ahmad-dahlan-umy )
Berfoto bersama teman-teman organisasi di samping gedung Masjid UMY |
Masjid yang teduh ini bertempat di Komplek Kampus UGM, Kampus Negeri terbaik di Jogjakarta. Dengan adanya taman dan kolam di depan masjid, membuat pengunjung masjid yang akan beribadah disana semakin damai untuk beribadah disana. Saya pertama kali disana tahun 2012 saat rekan saya organisasi asal dari FK UGM, mengajak saya mengunjungi beberapa tempat di Komplek UGM.
Masjid Kampus UGM adalah masjid kampus milik Universitas Gajah Mada yang merupakan masjid kampus terbesar di Asia Tenggara. Awalnya masjid ini dinamakan Masjid Sholahudin UGM. Masjid ini terletak di Kompleks Masjid Kampus UGM, Jl. Olah raga, Bulaksumur, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281. Arsitektur Masjid Kampus UGM merupakan perpaduan dari gaya arsitektur Masjid Nabawi, kebudayaan Tionghoa, India dan Jawa. Di halamannya terdapat kolam yang serupa dengan yang terdapat pada bangunan Taj Mahal. Masjid Kampus UGM pertama kali dibangun pada tanggal 21 Mei 1998 di bekas komplek pemakaman Tionghoa. Pembangunan masjid ini dikerjakan seluruhnya oleh mahasiswa. Kemudian masjid ini digunakan untuk pertama kalinya pada tanggal 4 Desember 1999 (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Kampus_UGM )
Di depan kolam Masjid UGM ^^ |
Masjid Kampus UNS, Masjid Nurul Huda, saya pertama kali menginjakkan kaki disana saat masa kepaniteraan klinik tahun 2015, kebetulan saya mendapatkan homebase koas di Karanganyar, setelah dari Solo, saya menyempatkan untuk shalat di NH ini. Disini banyak kajian-kajian yang diselenggarakan, biasanya bertempat di halaman dalam masjid kampus NH.
Sejak diresmikan pada 22 Oktober 1982, masjid kampus UNS atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Nurul Huda UNS telah menjadi pusat kegiatan dan dakwah keislaman. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, Masjid Nurul huda juga menjadi sarana untuk menanamkan nilai – nilai pembentuk moral islami kepada civitas muslim UNS. Lewat berbagai kegiatan pelatihan, kajian keislaman dan pendampingan telah banyak dilahirkan sarjana – sarjana muslim yang berkomitmen tinggi pada nilai moral dan berkemampuan melakukan perubahan di masyarakat.Sejak pertama kali berdiri masjid nurul huda telah mengalami 3 (tiga) kali perbaikan dengan skala kecil, yaitu penambahan dinding kaca lantai 1 ( pada tahun 1987 – 1988), penggantian atap seng menjadi genteng ( tahun 1990) dan perbaikan keramik lantai 1 (tahun 2002).Melihat kondisi fisik masjid yang semakin memprihatinkan ditambah tuntutan penambahan daya tampung, maka timbullah ide atau gagasan untuk melakukan renovasi total Masjid Nurul Huda UNS. Akhirnya pada 5 Oktober 2007 dilakukan peletakan batu pertama renovasi Masjid Nurul huda UNS dan pada tanggal 11 Maret 2013 diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Diharapkan dengan adanya Renovasi total dan penambahan fasilitas Masjid Nurul Huda UNS mampu menyediakan tempat ibadah yang representative dan multifungsi, Selain sebagai tempat ibadah sholat juga berfungsi sebagai pusat aktivitas social keagamaan, diskusi permasalahan umat, tempat menuntut ilmu dan kegiatan keislaman lainnya. Selain itu dengan peningkatan manajemen pengelolaan masjid diharapkan menjadi pusat kegiatan syiar keislaman dan berperan dalam meningkatkan ukhuwwah islamiyah di masyarakat kampus maupun masyarakat sekitarnya. Masjid Nurul Huda UNS kini dilengkapi dengan Ruang seminar yang mampu menampung 200an peserta, Ruang Diskusi dan Rapat, Perpustakaan, Kantor dan juga Asrama Takmir. (Sumber: http://nurulhuda.uns.ac.id )
Halaman dalam Masjid Nurul Huda UNS |
Masjid Agung di Daerah Karanganyar, Jawa Tengah, sebelah timur Solo, ini juga membawakan cerita tersendiri bagi saya. Saat kepaniteraan klinik, tepatnya stase Obsgyn tahun 2016, tempat dimana perjuangan "Hijrah" saya dimulai. Rutin tiap setelah subuh hari Sabtu dan Minggu, Masjid ini sering mengadakan Kajian. Tiap sabtu, rutin setelah subuh, banyak para muslim muda mengikuti kajian ini, khusus membahas fiqih dan lainnya. Tiap minggu, ada kajian rutin ahad pagi yang banyak dihadiri para muslim warga karanganyar. Masjid selalu penuh saat kajian rutin ahad pagi, halaman parkir pasti penuh dengan kendaraan-kendaran para pengunjung kajian. 10 Minggu di stase obsgyn, saya dan rekan-rekan sesama koas yang muslim, mengikuti kajian rutin ahad pagi. Saya bersyukur dan selalu ada kenangan saat stase obsgyn ini, dokter kami yang juga sebagai konsulen kami, selalu mengingatkan kami untuk menyempatkan waktu mengikuti kajian rutin ini.
Ada cerita tersendiri saya memulai perjuangan "Hijrah" saya ini berawal di Masjid ini. Saya dulunya hanyalah remaja yang lalai, yang sering "telat shalat", sering lewat begitu saja dari Masjid, suka jalan-jalan,dll. Saya baru sadar, hidup ini hanyalah sekedar untuk "mampir ngombe". Meski saya belum sepenuhnya bisa hijrah, tapi ada keinginan dari dalam hati saya terdalam, perlahan-lahan saya langkahkan kaki saya untuk mendatangi Rumah Allah ini. Dada saya bergetar saat menginjakkan kaki disana, ada rasa berbeda yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Dengan kemantapan hati, saya mulai berusaha memperbaiki diri saya. Hijrah memang tidak mudah, kadang kita harus merasa "sendiri" untuk bergerak melangkahkan kaki. Kadang ragu hadir, tapi Allah selalu ada menemani langkah positif kita dan memantapkan hati kita. Alhamdulillh 10 minggu di stase obsgyn, saya bisa mengambil pelajaran dari kajian-kajian yang ada di Masjid ini. Semoga bila ada kesempatan kembali ke Karanganyar saya bisa menginjakkan kaki kesana, sebagai pengobat rindu untuk menghadiri kajian disana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar