Sabtu, 24 Juni 2017

Going to Sumpah Dokter (Part 1)

Assalamu’alaikum, Wr, Wb…

        Hallo gaesss, Apa Kabar? Lama sudah aku vakum tidak membuka blog, maklum admin dulu lagi dilanda kegalauan yang besar (Apa sih…maksudnya lagi ujian, hehe). Aku sudah lupa kapan bisa mengunjungi tempat curhatku ini,hehe..
    Alhamdulillahirrobil’alamiin, atas support keluarga dan temen-temen sekalian, akhirnya setelah menjalani 3,5 tahun kuliah preklinik dan 2 tahun koas klinik, tanggal 22 Juni 2017 merupakan momentum besar, it’s my officialy as Doctor (MD). MasyaAllah, tanpa izin Allah SWT, doa ibu bapak dan keikhlasan doa dan support temen-temen aku tak bisa seperti ini (bingung nih, gak ngerti mau nulis apa, maklum lama gak curhat disini,hehe)
         Disini aku mau cerita singkat pengalaman perjuanganku sampai step sekarang ini yang penuh dengan derai air mata hingga jatuh sakit (alay deh aku, tapi ciyussan..) Ini baru Part 1 ya gaess, karena bakal ada cerita lagi bersambung tentang kisahku seterusnya setelah disumpah,hehe.
        Berawal dari akhir masa koasku yang berakhir bulan Desember 2016, aku bersyukur bisa menyelesaikan semua stase, tapi masih ada 1 stase yang membuatku tertunda. Aku jelaskan sedikit ya, agar bisa disumpah jadi Dokter, kudu melaksanakan kewajiban tugas akhir yaitu UKMPPD (Ujian Kompetensi Pendidikan Profesi Dokter, dah benar belum ya kepanjangannya,hhe kadang lupa^^) UKMPPD Dibagi menjadi 4 kali atau 4 batch yang jaraknya per 3 bulan sekali diadakan. Kebetulan aku dapat batch 2 karena batch 1 aku masih ada tanggungan ujian stase anastesi.
        Lumayan melelahkan juga menanti ujian 1 stase ini, kami ber-6 orang harus bersabar menanti berbulan-bulan. Hikmahnya sih kami bisa jalan-jalan bareng ke Jogja dan jadi foodhunter, hehe. Teman-teman lainnya yang sudah resmi bulan Desember 2016 selesai ujian semua stase, kami baru selesai bulan maret 2017 kalau tidak salah. Lagi-lagi kami berusaha tegar, mungkin ada keindahan di balik semua ini. Walaupun aku ikut ujian batch 2 bulan Mei, aku masih tetap ikut bimbel kelompokan saat itu. Setiap hari pulang pergi Klaten Solo dan paling lambat pulang dari kampus jam 10 malam, begitu melelahkan memang. Entah kenapa aku masih belum bisa ‘nyanthol’ ilmu-ilmunya, dan fix aku tidak bisa didaftarkan ujian di batch 1.
          And finally,,hello batch 2!! Wah kali ini, aku agak takut-takut gimana, kurang kepercayaan diri karena benar-benar harus belajar sendiri tanpa bimbel saat itu. Paling banyak pada takut dengan ujian CBT (Computer Based Test) karena banyak tidak meluluskan. Alhamdulillah, masih ada kelompok kecil yang beranggotakan 4 orang dan tentor dari kaka tingkat yang sudah lulus di batch 1. Meski ada kelompok kecil, kami hanya beberapa kali bertatap muka untuk membahas soal bersama-sama hingga mengantarkan kami bisa didaftarkan kampus untuk ujian. Di kampus aku, ada namanya syarat cut off point nilai 66 untuk bisa didaftarkan ujian. Masih ingat betul nilaiku saat itu dari jelek banget sampai naik ke puncak. Malu sebenarnya mau bilang disini, tapi semoga bisa menginspirasi beberapa teman yang sedang membaca tulisanku ini,hehe. Ujian kampus ada 5 kali ujian, ujian 1 skor 56,5; ujian 2 skor 57; ujian 3 skor 64; ujian 4 skor 63,5; ujian 5 skor 73. Saat ujian 4 ini penuh drama sekali, aku syok karena nilaiku yang awalnya meningkat terus, jadi turun sedikit. Sampai keluar dari ruangan, langsung tumpah semua air mataku. Sesak sekali dada ini aku tak bisa mengerjakan soal yang mungkin banyak membuat temen-temen lolos. Langsung aku konsul dengan dosen pengampuku, Beliau bilang agar aku lebih semangat lagi untuk melewati cut off point. Setelah itu, aku langsung menelepon orang tua untuk memohon maaf atas semua kesalahan yang aku lakukan pada beliau. Aku sadar  sering aku mengecewakan beliau, karena jika kita tidak dapat restu ortu atau menyakiti hati beliau, apapun yang kita kerjakan gak bakal berjalan lancer, karena Ridho Orang Tua juga Ridho Allah. Mungkin gak sampai 1 minggu, hanya 3-4 hari kemudian aku ujian yang ke-5 dan akhirnya bisa mendapatkan nilai di atas cut off point. Lagi-lagi pecah air mataku, kali ini pecahnya di ruangan ujian (karena temen-temen yang lain banyak yang nangis juga, jadi ada temannya, hehe)
         3 minggu berselang setelah ujian penyaringan kampus, kami dapat belajar memaksimalkan diri lagi. Ada teman-temenku kebanyakan mengikuti bimbel di luar, sebut saja bimbel P. Lagi-lagi badanku mulai gak karuan dengan cara belajarku (bisa-bisa jadi sindrom cemas menyeluruh).  Sampai aku cari temen yang bisa aku ajak belajar bareng. Kelompok kecilku sudah mulai kurang aktif karena ada sebagian yang bimbel, akhirnya aku kumpulin sahabat-sahabatku Cuma bertiga saja, dan hanya sehari kami kumpul belajar bersama, sisanya lagi-lagi belajar sendirian (apalah aku jika aku hanya sendirian T_T)
            H-1 ujian CBT, saking kerasnya aku memeras diri,hari ini ada briefing ujian dan semua peserta harus dating tepat waktu. Jika tidak bisa dating, bakal gak bisa ikut ujian. Briefing diselenggarakan pukul 09.00 di kampusku FK UMS. Pagi pukul 05.00 setelah subuhan, aku masih saja tiduran sambil baca-baca buku, tiba-tiba badan rasanya kedinginan dan gemetaran. Karena cuaca di rumahku memang selalu dingin saat pagi, aku gak begitu peduliin. Setelah mandi pagi, entah kenapa badan semakin gemetaran dan menjadi demam, aku gak bisa lepas untuk memeluk diriku sendiri. Ibuku yang sebelumnya gak begitu memahami keadaanku, langsung beliau mendekatiku dan beliau mengkhawatirkan diriku. Bersama budhe, beliau memberiku selimut tebal ditumpuk di atas badanku yang kedinginan, aku Cuma bisa gemetaran dan susah untuk membuka mata. Mengetahui gerakanku yang aneh ini, ibuku memutuskan untuk menelepon bapakku yang masih di kantornya. Sungguh keadaanku saat itu gak karuan, hingga akhirnya aku berangkat diantar ibu bapakku. Sampai di kampus, Alhamdulillah aku tidak telat, tetapi badanku rasanya loyo. Setelah selesai briefing, di perjalanan pulang, posisiku masih tiduran di mobil, tiba-tiba…Brakkk!!! Ada mobil arah berlawanan yang melaju kencang menabrak samping mobil bapakku dan spion bapakku hamper mau lepas dan kacanya pecah. Aku lalu terbangun seketika dari tidurku, kejadian itu berjalan begitu cepat. Posisi hamper mau masuk jumatan, bapakku tidak mempedulikan mobil itu lagi lalu ngebut untuk ke masjid terdekat. Sesampainya di masjid, tiba-tiba ada mobil yang tadi menabrak bapakku dan ada bapak-bapak mencegat kami. Dengan logat keras dan tampangnya yang sombong, dia memaki-maki bapakku, seakan-akan dia yang benar. Ibukku yang posisi saat itu duduk di depan bersama bapak, beliau tidak bisa terima bapakku dimaki-maki. Ternyata usut punya usut, dia seorang oknum pensiunan militer, mungkin dia merasa kalau dia berkuasa. Faktanya, posisi mobilnya melaju kencang sekali hingga menabrak mobil bapakku. Perdebatan ini  ditonton oleh para jamaah masjid yang akan jumaatan dan hingga adzan pun masih belum selesai. Orang itu terus mengejar bapakku agar mengakui kesalahan, padahal dianya yang salah. Aku yang dari tadi masih sakit, gak kuat hingga menangis di depan mereka. Ibuku terus berusaha memberhentikan situasi ini karena sudah hamper selesai khutbah jumatnya, Alhamdulillah bisa diberhentikan. Orang itu tak berhenti sampai sini, setelah jumatan dia ke rumahku dan masih saja menyalahkan bapak. Karena dia tamu, aku hidangkan minuman untuknya,istrinya dan anaknya, dan mengecewakan minumanku masih utuh dan gak ada menghargai sama sekali. Sungguh hari ini cobaan begitu berat dan membuat repot orang tua serta ada kejadian seperti ini. Dalam hatiku, aku selalu berdoa pada Allah agar dimudahkan jalan ujianku besok.
            Alhamdulillah, CBT dan OSCE berjalan dengan lancer saat hari H. Yang tak kusangka juga, aku dapat kasus-kasus ujian OSCE yang mudah saat itu. Semua ini adalah pertolongan Allah

           It’s time, aku dapat kabar kalau tanggal 20 Juni 2017 merupakan hari pengumuman ujianku. Hari sebelumnya, lagi-lagi badanku gak karuan, makan Cuma bisa masuk sedikit, perut rasanya mules terus, apakah ini namanya cemas menyeluruh? Ah, entahlah. Ditunggu-tunggu sampai malam pun belum ada kabar, aku Cuma bisa pasrah akhirnya. Tanggal 22 Juni 2017, siangnya keluargaku ada agenda bertandang ke rumah asal ibuku di Salatiga, hape pasti selalu bawa donk, tiba-tiba ada notifikasi line ku, ada info line official tertentu bilang kalau sudah ada pengumuman dan linknya terlampir. Saat aku buka entah kenapa belum bisa, lalu aku membuka grup telegram angkatan batch 2, dan ada temenku yang kasih pengumuman kelulusan. Saat aku unduh file nya, lalu aku buka file nya dan aku search namaku dan ada namaku disana,MasyaAllah. Lagi-lagi pecah air mata di dalam mobil, tanganku gemetaran, orang tuaku juga ikut nangis dan bapakku juga yang posisi lagi menyetir mobil. MasyaAllah, bersyukur sekali sungguh keberkahan ramadhan setelah kesabaran, penantian panjang, jerih payah, tangisan perjuangan,Allah SWT mengabulkan doa-doaku dan doa-doa orang tuaku,Alhamdulillah…Officially,Doctor (MD)!! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar